Senin, 31 Desember 2012

Mukaddimah 2013

Bissmillahirahmannirrahim.
Alhamdulillah, Hari ini telah sampai pada penghujung tahun 2012. Selama satu tahun ini, kalo dipikir-pikir banyak juga lah yang udah di lewatin. Nggak juga seperti yang sempat aku pikirin (tanpa sesuatu yg berarti). Seperti Gonta-ganti judul tesis, mensupport beberapa program pemberdayaan masyarakat bersama teman teman OCB, ngajarin kirana baca doa, ngebiasain kirana nggak ASI lagi, ngajarin kirana lepas pampers, ngecat mobil, betulin genteng,  nyelesain tugas dan laporan praktek kerja profesi, sempet usaha jualan keripik CK dan sebagainya. Alhamdulillah semua berkesan, semua bahagia, semua belajar. Allah juga terus kasi sehat, kesempatan dan rejeki yang tiada tara. Tahun 2012 mungkin semakin kerasa udah nggak muda lagi.. hmm mulai sangat butuh mandiri, kuat, dan tangguh untuk hidup. Beberapa hal memang masih ada yang mengganjal ditahun 2012.. beberapa hal sepertinya tidak sreg, tidak complete, tidak ini dan tidak itu. Aku terima. Aku ikhlas, aku bersyukur..

hmmmm... huuuhhh haaaahhhh... tahun 2013. misi jangka 3 bulan adalah menyelesaikan kuliah ! terhitung mulai tanggal 1. oke. step by step. perbaikin ibadah wajib dan sunnah. udah ! habis itu mau ngapain aja insyaallah menjadi lebih bebas... bismillahirrahmanirahim. mohon dukungan Allah, dan semua keluarga serta teman-teman.. :) amin ! semangat

Rabu, 18 April 2012

Bisnis Mbah-mbah

Malam tadi, di suatu pembicaraan tentang sebuah produk herbal MLM. Mbah Wasio, adalah salah satu pengguna produk tersebut yang berhasil sembuh dari penyakit stroke. Setelah sembuh dari penyakit yang sudah ia derita selama 5 tahun, alih-alih mendapatkan manfaat positif, ia lantas mulai mengikuti bisnis jaringan tersebut.  Dagangan mbah Wasio cukup lancar. Di daerah Subang sendiri, dari 15 kecamatan, ia mengaku sudah memiliki "pasien" lebih dari 400 orang. Jumlah pasien yang fantastis, dari bisnis seorang mbah-mbah berusia lebih dari setengah abad dan pernah mengidap menyakit stroke. Pada seorang stokist senior, yang juga hadir pada malam itu, mbah Wasio mengeluh. Sebab, muncul produk tiruan dari produk yang ia dagangkan. Produk tersebut punya harga lebih murah dari produk-nya. Mbah Wasio khawatir pelanggannya akan beralih pada produk tiruan tersebut. Stokist senior membenarkan perihal cerita mbah Wasio terbut. Stokist senior tersebut lantas mengatakan, bahwa ia sempat mereview produk palsu terbut dengan produk asli di dalam blog pribadinya. "mbah cari aja di Google, ada kok mbah bedanya" Ujar stokist senior terbut. "hee ? o.. neng Mbugel to? welah, neng cerak iki to, sing malsu'ke.." (Mbugel adalah nama sebuah daerah deket tempat tinggal mbah Wasio). Kontan, Saya tertawa dalam hati."bukan mbah, di internet" kataku mengkonfirmasi. "..........." Mbah wasio diam.
Mbah Wasio memang sudah tua dan pernah mengidap penyakit stroke, tambah lagi gaptek. Tapi semangatnya untuk pulih melanjutkan hidup, dan berbisnis untuk menafkahi keluarga patut kita resapi dan ambil sebagai pengalaman berharga. Lebih-lebih kita masih muda dan sehat. Terima kasih mbah Wasio. Semoga Mbah panjang umur dan terus bermanfaat. Amin :)
Salam - Indramayu 19/4/2012

Senin, 27 Februari 2012

Memecat karyawan


Selamat berjumpa kembali pembaca sekalian, apa kabar?. Semoga anda selalu dalam limpahan kebaikan. Sodara pembaca yang budiman ngomong-ngomong, apakah dalam waktu dekat ini anda ingin memecat karyawan? Ya, mungkin sebagian besar pemecatan dilakukan karena kinerja karyawan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Apapun alasannya, bagaimanapun kasus-nya, selama bukan tindakan kriminal, saya rasa pemecatan karyawan tetap harus dilakukan dengan cara yang profesional. Bukan dilandasi emosi atau kekesalan karena perbuatan karyawan. Sebelum anda melakukan eksekusi, beberapa hal yang saya sampaikan berikut ini, mungkin dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Pertama, sampaikan potensi. Karyawan yang di pecat belum tentu selalu buruk. mungkin kinerjanya yang tidak maksimal disebabkan karena kepribadian, bakat dan keahliannya tidak tepat dengan pekerjaan yang sedang ia tekuni bersama usaha anda saat ini. Sampaikanlah kelebihan yang ia miliki, sekecil apapun. Karena memungkinkan karyawan tersebut untuk mengevauasi dirinya di kemudian hari. Kedua berterus terang. Apapun penyebab karyawan tersebut dipecat, usahakan sampaikan dengan jujur dan objektif. Sampaikan konteks situasi kenapa karyawan tersbut ingin anda pecat. Ketiga, sampaikan perasaan anda. Anda memecat karyawan anda, mungkin lantaran kesal dengan perilakunya. Boleh saja anda menyampaikan perasaan dan kekecewaan anda terhadap karyawan anda, namun bukan sebagai cara untuk melampiaskan kekesalan anda. Bagaimanapun, bagi karyawan, dikeluarkan dari pekerjaan bukanlah hal yang menyenangkan. Apalagi harus ditambah dengan luapan emosi anda. Hal ini dapat berdampak buruk di kemudian hari. Keempat, pertahankan silaturahmi. Mungkin sulit, tapi insya Allah tetap bisa. Mempertahankan silaturahmi memiliki banyak manfaat, setidaknya kita jadi tambah sodara. Selain itu, kita memperlihatkan citra seorang pemimpin yang baik. Terakhir, Berikan saran dan pesangon. Kehilangan pekerjaan sama saja dengan kehilangan penghasilan. Lebih-lebih jika karyawan yang anda pecat tersebut telah berkeluarga. Maka akan bertambahlah tekanan hidupnya. Jika bisa, sarankan karyawan tersebut pada pekerjaan yang lebih tepat untuknya berdasarkan pandangan anda. Jangan lupa berikan karyawan anda pesangon sesuai dengan apa yang telah ia lakukan. Walaupun kinerja-nya buruk, karyawan anda tetap lah telah berjasa. Telah berjasa membuat anda memiliki pengalaman mengenal karakter karyawan yang tidak tepat bagi usaha anda dan telah berjasa membuat anda memiliki pengalaman memecat karyawan.
Sodara pembaca sekalian. Begitulah diantaranya hal-hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan anda saat akan memecat karyawan. Ambilah keputusan secara pasti, agar usaha anda terus maju dan berkembang. Terima kasih.

Senin, 20 Februari 2012

Motivasi Saja Tidak Cukup


Motivasi itu seperti gelombang, ada saatnya pasang dan ada saatnya surut. Ya, ada saatnya seseorang memiliki motivasi yang tinggi dan ada saatnya seseorang menurun motivasinya. Pada dasarnya, hal itu wajar adanya. Namun bila hal semacam ini terjadi di dunia industri tentu akan membawa beberapa dampak kerugian. Misalnya saja industri UMKM, yang mana “nyawa” dari pada industri tersebut sangat bergantung pada Sumber Daya Manusia-nya atau karyawannya. Apabila semangat dan motovasi sang karyawan tidak konsisten, maka perputaran usaha akan berjalan lambat atau malah cenderung tidak berkembang. Ketika melihat karyawan tidak memiliki motivasi, maka yang biasa dilakukan oleh pemilik usaha adalah memberi semangat atau kata kata motivasi; memberikan insentif bonus; memberikan janji kenaikan tingkat atau jabatan; memberikan tunjangan tertentu; memberikan pelatihan; memberikan liburan; memberlakukan metode hukuman dan hadiah (reward & punishment) dan lain sebagainya. Kesemua cara itu memang dapat meningkatkan motivasi karyawan. Setidaknya beberapa saat. Pada mulanya cara ini mungkin dipandang efektif, namun yang namanya manusia tidak pernah ada puasnya. Lama kelamaan, insentif, tunjangan dan sebagainya tidak akan dipandang lagi sebagai motivasi bagi karyawan, melainkan kompensasi yang wajar untuk diterima. Lantas bagaimana cara memotivasikaryawan yang baik selain menggunakan cara-cara yang telah disebutkan di atas?. Berikut berapa trik yang dapat di gunakan, pertama, Rangkullah mereka. Di saat motivasi karyawan kendur, terimalah dan pahamilah hal tersebut dalam bingkai, bahwa mereka membutuhkan perhatian dari anda sebagai pemilik usaha. Kedua, empati. Berusahalah untuk merasakan apa yang mereka rasakan. Mungkin ada hal-hal di luar pekerjaan yang membuat motivasi mereka kendur, dan mereka tidak cukup berani untuk berbagi dengan anda, karena merasa persoalan tersebut di luar kontek pekerjaan. Ketiga, Dahulukan mendengar dari pada menasehati. Bukan gagasan yang bagus, ketika anda lebih banyak menasehati sebelum tau persoalan karyawan anda. Padahal, anda mungkin bisa mengambil sikap seperti ini “terserah, apa peduli saya terhadap masalah mereka. Yang saya tau mereka bekerja dengan baik”. Ya, sikap demikian sebenarnya sah-sah saja, karena anda adalah pemegang otoritas, namun rasanya sikap tersebut tidak bijaksana. Karena karyawan anda bukan robot dan anda juga bukan robot. Walaupun dalam koridor karyawan-bos, yang namanya hukum kepedulian dan menghargai antar sesama manusia, tetaplah berlaku. Keempat, konsisten terhadap sistem dan aturan yang di sepakati bersama. Bagaimana pun juga, tentu anda ingin usaha anda maju dan lekas berkembang. Maka dari itu tetaplah berfokus pada visi dan misi usaha anda yang telah ditetapkan sedari awal. Ambillah kebijakan-kebijakan yang tegas dan tetap membawa kebaikan bagi anda dan karyawan anda. Jangan asal memberikan bonus, insentif, kanaikan jabatan dan sebagainya apabila belum jelas maksud dan tujuannya. Terakhir, Jadilah contoh. Yang paling penting adalah ketika anda ingin karyawan anda memiliki pengelolaan motivasi yang baik maka jadilah contoh bagi karyawan anda sendiri. Karena biasanya karyawan akan sangat mencontoh anda sebagai pemimpin. Secapek dan seberat apapun masalah yang anda hadapi dan bersikaplah fair, jangan tunjukkan ekspresi palsu. Bila perlu sampaikan pada karyawan anda bahwa anda perlu istirahat sejenak atau mengambil waktu sendiri untuk menyelesaikan persoalan anda, namun demikian dengan tetap menunjukkan sikap yang optimis. Teruslah maju.

Senin, 13 Februari 2012

Energi Dari Hati


Dalam banyak kasus, ketidakefektifan karyawan dalam bekerja bukan di sebabkan karena permasalahan yang terjadi di dalam kantor atau tempat bekerja, bukan karena permasalahan dengan rekan kerja, bukan dengan atasan, bukan dengan sistem pekerjaan, atau pun dengan beban kerja, melainkan karena permasalahan yang berlatarkan permasalahan pribadi, dengan sahabat intim, dengan orang tua, dengan suami atau istri, dengan anak, atau dengan besan, tetangga, yang kesemuanya itu tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Permasalahan pada ranah ini mungkin rada sulit untuk terdeteksi, karena sumber permasalahannya tidak terdapat di dalam lingkungan kerja. Penyelesaiannya pun bisa jadi cukup njlimet, karena biasanya karyawan tidak ingin terlalu di campuri. Mungkin, anda sebagai atasan akan dengan mudah mengatakan “ya, sebaiknya karyawan bersikap professional.. bisa memisahkan antara urusan pekerjaan, dan masalah pribadi”. Kebanyakan orang berpendapat bahwa otak dan hati tidak bisa di satukan. Pendapat ini kemudian seolah olah dapat di artikan, ketika kita sedang bekerja (menggunakan otak) maka tidak akan terpengaruh oleh permasalahan pribadi yang sedang kita alami (suasana hati). Dan ini artinya, bekerja dengan professional. Jika demikian, habis perkara, manusia seperti memiliki tombol switch On/Off untuk “menyalakan” otak saja saat bekerja, dan kembali “menyalakan” hati ketika usai bekerja. Ajaibnya, manusia tidak memiliki tombol switch itu, namun sesunggunya bisa bekerja dengan energi yang luar biasa walau sedang dirundung masalah pribadi. Bagaimana caranya? Dan dari manakah energi tersebut? jawabannya adalah dari hati.
Baiklah, mungkin kerutan di dahi anda sekarang menandakan kesan bahwa anda sudah mulai terpikat untuk meneruskan membaca. Coba anda ingat terakhir kali ketika anda sedang menghadapi situasi bingung, kecewa, marah, atau kesal terhadap sesuatu. Maka anda mungkin mondar-mandir tidak karuan, mungkin mengambil barang yang keliru, lupa terhadap sesuatu, bicara tergopoh-gopoh, koordinasi fisik tidak stabil, tersandung sesuatu, kepala mulai gatal, mungkin mengeluarkan kata-kata kasar, atau mungkin juga melakukan tindakan agresif, jantung berdegup kencang, keringat bercucuran, dan lain sebagainya. Hal ini dapat dipahami bahwa koordinasi dan arus informasi yang sedang terjadi di dalam otak sedang kacau, sehingga mengakibatkan terjadinya ketidak karuan pada kondisi fisik anda. Namun, sesaat kumudian, ketika rasa bingung dan kesal mereda, yang pertama kali anda elus-elus bukanlah kepala.. melainkan dada, di mana tempat hati berada. Kenapa? Padalah kita di tuntut untuk professional dalam bekerja (menggunakan kemampuan otak). Saya ulangi, jawabannya adalah karena enegi hati begitu besar. Nah, sudah ketemu titik terang bukan. Untuk itu, ketika anda mengetahui bahwa karyawan anda sedang menghadapi masalah, jangan sentuh otak-nya karena mungkin anda akan semakin menambah ketidak karuan dalam bekerja, melainkan sentuhlah hatinya dan rasakan energi-nya. Begitulah caranya.