Selasa, 08 September 2009

Dieng Trip (1)

9 April 2009: perjalanan empat sekawan menuju salah satu dataran tinggi termasyur di nusantara "Dieng Plateau" atau yang lebih dikenal dengan dataran tinngi Dieng. Adalah Aku, Muhammad Sidiq, Taufan Prabowo, dan Rizky "Bob" Aditya.
Kejenuhan akan rutinitas, kesumpekan kota, dan geliat hedonism keseharian membuat kami memutuskan untuk LIBURAN.. ! Begitulah sederhananya. Ya, Dieng adalah tujuannya. Lama telah kami rencanakan, dan baru terealisasi saat pemilu legislatif dilaksanakan. Bukannya bermaksud untuk terang terangan GOLPUT, namun hasrat untuk liburan benar benar tak tertahankan.
Waktu itu masih pagi sekali, saat kami mulai berlari mengejar waktu untuk sampai ketempat tujuan. Matahari rasanya masih enggan meninggalkan peraduan, nyaman oleh buaian kabut dingin yang menyelimuti keheningan.
Sedari malam kami sudah sibuk menyiapkan perlengkapan, dari mulai pakaian, makanan, dan pastinya kamera untuk mengabadikan momen yang tak terlupakan.
Kami memang belum mengenal medan yang akan kami tempuh, jadi persiapan berdasarkan pengalaman, khususnya pengalamanku waktu ekspedisi ke dataran tinggi Ijen, di Jawa Timur.
Jelas, perlengkapan pribadi masing masing menyesuaikan dengan kebutuhan. Dua-tiga stel pakaian, jaket tebal untuk menghangatkan, sarung dan sajadah untuk ibadah, serta peralatan mandi untuk menjaga kebugaran jasmani. Selain peralatan pribadi, ada pula peralatan bersama yang kami bawa antara lain peralatan masak, kompor portable dengan parafin, mie instan, minuman sachet instan, dan obat-obatan sederhana seperti minyak kayu putih dan obat masuk angin.
Dengan sepeda motor kami melaju. Jogja-Magelang tak ada aral melintang, hmmm sebenarnya ada dikit, Topan kebelet B.A.B jadi musti cari POM bensin terdekat guna meluluhkan hasrat, hahahahaha. Berhubung masih pagi, lalu lintas sangat sepi. Nyaman dan bikin hepi. Cuma kira-kira 45 menitan kami sudah melewati Magelang, rute berikutnya adalah melewati pegunungan anggun Temanggung-Wonosobo.
Udara bersih dan eloknya pemandangan membuat kami terhenti untuk istirahat makan dan tak lupa foto-foto. Hijaunya kebun teh di pegunungan Sindoro Sumbing memang bikin mata segar . harmonisasi antara alam dan manusia yang masih cukup terjaga dapat terlihat dari atmosfir suasana yang memesona, membuat dada begitu lega.. Puas menikmati mahakarya ciptahan tuhan, kami pun melanjutkan perjalanan. Dari Wonosobo rute terakhir adalah Dieng.
Jalan Berliku dan terjal dapat terbayar mahal, masih oleh pemandangan yang memukau tiada henti. Dan kami berhenti, lagi lagi untuk foto foto hehehehe. ketemu bule bule cantik, asal Ausi kalo gak salah hihhihii...
Total waktu perjalanan kira kira 2,5 jam. Kami sampai pada hamparan pegunungan aktif, dataran tinggi Dieng. Bagaikan tempat tersembunyi, Dieng bersemanyam. Tak ayal, memang dieng dikelilingi oleh bukit bukit dan gunung aktif yang menakjubkan. Lahan subur, sumber air yang memadai, masyarakat yang ramah, tradisi yang dipertahankan... hmmm, benar benar berkesan. Cocok banget kalo di bangun pangkalan militer, pastinya ngalah ngalahin Pentagon. Karena tempatnya yang tersembunyi tadi.. ujar ku pada Bob.
Dieng tarnyata jauh dari bayanganku, tak seperti dataran tinggi Ijen di Jawa Timur, Dieng jauh lebih bersahabat untuk wisata santai. Tersedia banyak penginapan dan tempat makan dan Lokasi wisata yang beragam dalam satu areal yang mudah sekali dijangkau. Dengan sekali beli tiket masuk terusan yang hanya berharga IDR 12.000 kita bisa mengunjungi empat tempat wisata yaitu, Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Telaga Warna dan Pengilon, dan Dieng Plateau Theater. Belum lagi tempat tempat menawan yang tak perlu tiket masuk untuk menikmatinya, Gratui !
Bicara mengenai fasilitas wisata terkait tempat menginap dan makan, gak usah khawatir.. Dieng cukup variatif. Waktu di Dieng kami menginap di losmen Bu Jono. Satu kamar dua bed, dan kami isi dengan empat orang, harganya cuma IDR 75.000 murah bukan hehehehe. Kami nya aja yang maksa berhemat hehehehe. Warung makan menjual beragam kebutuhan isi perut, dari nasi dengan beragam lauk pauk, soto, sampai olahan mie alias mie instan hehehehe. harganya mulai IDR 5.000
Satu hal mungkin yang harus diwaspadai bagi yang nggak bisa lepas dari alat komunikasi yang bernama Handphone, cuma ada sinyal Telkomsel disana. Jadi pengguna Indosat atau XL, maap maap aja ya kalo gigit jari, hehehehe. Yah namanya juga liburan masak masih aja disibukkan dengan yang namanya urusan kuliah, kantor atau pekerjaan.. santai sejenak gapapa kan? hehehehe
Setibanya disana, seperti yang kututurkan sebelumnya, kami menginap di losmen Bu Jono. Tempatnya nyaman kok, bersih juga dan yang pasti terhindar dari panas dan dingin hehehe. Dengan harga segitu yah jangan ngarep fasilitas macam macam. Setelah mengisi amunisi, alias makan, kami mulai eksplorasi. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Candi Arjuna. Seperti candi kebanyakan, Candi Arjuna juga terbuat dari batu.. ya iyalah, masak dari coklat, ntar jadi cerita putri salju hahahaha.. Candi Arjuna adalah candinya masyarakat hindu. Sepertinya masih digunakan, terlihat adanya beberapa candi yang ada sesaji di dalamnya.. hmmm. Setelah ke Candi Arjuna, kami ke Kawah Sikidang. Hmmm, sembur semburan air panas bercampur belerang bergolak, dan kami hanya 1/2 meter dari lokasi tersebut. pagar pembatas yang cuma dari bambu pun tak kami hiraukan. Memandang gelembung gelembung air panas yang bercampur gas belerang, menusuk hidung, memang tak lebih parah seperti di dataran tinggi Ijen, dimana belerang langsung keluar dari perut bumi.. kebayang rasanya mau mati..
Lalu setelah begah menghirup asap belerang kami pun bersantai sejenak.. menikmati gorengan panas dan teh hangat di dekat lokasi kawah... hmmm yummy. Lalu ada yang bercerita, kalo dulu ada yang kecebur di kawah itu dan menghilang... hiiii serem banget. Lagi, tak lupa kami berfoto hehehehehe...
Setelah bersepakat, kunjungan wisata selanjutnya adalah Dieng Theater. Seperti namanya, disini kita diperlihatkan tayangan mengenai asal muasal Dieng dan alam Dieng dengan segala potensinya, yang berdurasi sekitar 20 menit.. Diceritakanlah bahwa Dieng itu asal katanya adala Dhi-Yang yang berarti tempat bersemayam para dewa, pantesan indah dan tenang banget. Dulu Dieng adalah letusan dari gunung apa gitu, lupa hehehehe. Ada banyak sumber gas alam di Dieng, sampe sampe ada pembangkit listrik tenaga UAP hebat bukan. Menurut penuturan bapak bapak losmen Bu Jono tempat kami menginap, energi ini tak akan habis, atau kalo pun habis bakal lama sekali. Dengan pengelolaan yang baik, maka energi ini dapat memakmurkan rakyat Dieng selama mungkin. Tidak semua sumber gas alam dapat dikunjungi oleh manusia, karena kandungan dari zat zat tertentu yang sangat beracun da mematikan. Sampe sampe pernah ada tregedi, ratusan warga meninggal karena gas beracun beberapa tahun silam. Wah berbahaya. dan cerita cerita keindahan alam Dieng lainnya.
Setelah santai nonton hari sudah lumayan sore. Sebelum pulang ke losmen, kami menemukan tempat santai yang apik untuk foto foto hehehehe.
Malam di Dieng dingin, sapa yang tahan mandi, akhirnya kami cuma cuci muka dan sikat gigi hihihihiii. Berdasarkan asas penghematan, kami masak mie, dengan kompor parafin yang kami bawa. jadilah kamar 4x3 kami jadikan sekaligus dapur bersama hahahaha. Rasanya setelah kenyang dan badan hangat dengan kopi nikmat jadi mau buru buru tidur, tapi sayang sekali kalau liburan ditempat jauh kalo cuma dihabiskan dengan tidur. Kami bersantai dibalkon losmen. Ngobrol ngobrol dengan bapak bapak karyawan PLTU, ngobrol apa saja tentang pengalamannya selama di Dieng. Dari masalah logis hingga masalah mistis huuuu... hehehehe. Kami juga berkenalan dengan beberapa pengunjung losmen yang ternyata sama sama dari Jogja. Malam semakin larut saat kami asik saling bercerita. Sesaat sebelum kami undur diri, mas Joko, kalo gaksalah nama, adalah seorang pemandu wisata, menawarkan untuk ke bukit Sukunir pagi pagi sekali untuk melihat sunrise.. berhubung dia mau nemenin pasangan turis asing yang sedang jalan jalan jadi diajaknya kami turut serta sekalian, tanpa ragu kami pun mengiyakan. Lalu beberapa saat kami hayut terlelap menunggu fajar muncul di timur senja.. (1)

5 komentar:

Riski Amelia mengatakan...

haaaaaaa... fotonya itu loh ;))
pada ganjen ya ;p

Kiki Kurniawan mengatakan...

hahahaha... iya ki, maklum gejolak kawula muda... hehehe.. gimana ganteng ganteng kan kita hahahahahaha

udiakbarlens mengatakan...

gua bisa mengirimkan komentar nih,....

Kiki Kurniawan mengatakan...

oke, makasih nteng...

Anonim mengatakan...

mas tolong cp losmen Bu Djono Diupdate ya
nomernya bukan an DIDIK lagi (sudah resigned)
tapi
081225983977 – (official contact person)
085310791967 – Dwi
085725086920 – Dwiyo
terimakasih

Posting Komentar