
Berbelas tahun kemudian ketika saya mengenal selam bebas
pertama kali, saya teringat masa kecil saya di sungai Melawi itu. Selam bebas
atau yang kini popular disebut free dive,
mula-mula di adopsi dari kegiatan orang-orang kampung di pesisir laut atau
sungai. Di Indonesia, yang terkenal ialah suku Bajo. Ke-bebasan dan keluguan aktivitas
selam bebas inilah yang kemudian membuat para pecinta olah raga selam tertarik untuk
mempelajari selam bebas. Seiring semakin populernya selam bebas, olah raga ini
kian memasyarakat ke segala lapisan masyarakat. Peralatan-peralatan selam bebas mulai
bermunculan, teknik-teknik menyelam juga sangat beragam, sertifikasi pun di
adakan, kompetisi-kompetisi dan mepecahan rekor pun diperlombakan, tidak
ketinggalan berbagai kabar berita tentang kejadian-kejadian yang menimpa para
pelaku selam bebas ketika melakukan aktivitasnya seperti cidera sementara atau permanen biasanya pada
organ telinga dan keseimbangan, sampai merenggut nyawa karena black out.
Selam bebas jadi banyak kepentingan. Kepentingan penyedia
alat, tentu saja ingin alat-alatnya laku, dan konsumen dipacu untuk membeli
dengan rasionalisasi alasan ini dan itu. Kepentingan pihak sertifikasi pun
ingin lembanganya menjadi kredibel dan tentunya profitable, sama saja, selalu
ada alasan rasioanl untuk meramaikan sertifikasi, dan tentu saja prestisius bagi
yang mendapat sertifikat. Menciptakan rekor menjadi kepuasan dan sebagainya.
Semua kepentingan beralasan dan tidak salah, alat memang banyak kegunaan,
sertifikasi itu menunjukkan kemampuan seseorang, dan sebagainya-dan sebagainya.
namun itu semua bukan menjadi jaminan mutlak. Fenomenannya adalah, seiring
dengan banyaknya kepentingan-kepentingan yang menyertai aktivitas selam bebas
maka semakin tinggi juga resiko yang dapat terjadi, black out dan cidera bisa
menimpa siapa saja. Selam bebas kehilangan ke-bebasan dan keluguannya, kehilangan
akar dan asal-usulnya. It’s a big deal.
Keputusan berada pada pundak masing-masing pelaku selam bebas. Apa yang
diinginkan, selam bebas dengan
berbagai kepentingan ataukah merasakan bebasnya menyelam, ya..
seperti dari mana selam bebas itu berasal, dari kampung, dari tempat seperti
anak-anak sungai melawi dan anak-anak suku Bajo berasal. FREE freedive !. Salam satu nafas :)